Rabu, 07 Mei 2014


Kemari
Mari Kemari, Datang… Datanglah
Mari kemari datanglah siapapun dirimu.
Pengelana, Peragu, dan Pecinta mari..kemari datanglah
Tak penting kau percaya atau tidak..
Mari, kemari … datanglah
Kami bukanlah caravan yang patah hati …
atau pintu-pintu dari keputus asa-an,
Mari kemari datanglah…
Meski kau telah jatuh ribuan kali,
Meski kau telah patahkan ribuan janji,
Mari kemari…datang. .. datanglah sekali lagi…
(Mawlana Jalaludin Rumi )


Puisi Rumi diatas seakan kembali mengingatkanku untuk kembali menuju "rumah" dimana selama ini telah aku tinggalkan. Aku berkelana tak tentu arah berkeliling jauh menemui berbagai cakrawala. Kadang aku berhenti sebentar dibelantara hutan dengan berbagai binatang dan penghuni hutan lainnya, kadang sejenak aku berjalan digurun pasir bertemu dengan para pengelana dan musafir..kadang aku terbang membumbung di angkasa membelah langit bersama bintang dan rembulan, kadang aku berselancar di samudera lautan tak bertepi menikmati ombak yang menghempas diriku ke pulau yang begitu indah, kadang pula aku tembus bumi sampai  dilorong lorong  terdalamnya dimana kusaksikan gelegak lahar panas sang bumi nun jauh disana didasarnya yang  terdalam......namun   ternyata semua itu sama sekali tak menghilangkan dahagaku...aku masih tetap haus dan lapar...hatiku senantiasa tak puas ...terus kucari dan kucari...sampai akhirnya aku sampai di sebuah lautan teduh...disana aku bertemu dengan seorang yang sangat mirip denganku ia berbincang seolah sangat faham dengan permasalahanku....

"Wahai kisanak aku lihat engkau begitu lelah dan letih ...istirahatlah sejenak disini"...begitulah dia memulai pembicaraannya denganku.." iya, aku memang begitu letih, tapi darimana engkau tahu keadaanku?siapakah engkau sebenarnya? tanyaku heran...dengan senyum manis dan ramah ia menjawab.."aku adalah dirimu..dan dirimu adalah aku"...telah kulihat engkau begitu tertatih mencari kesejatian makna hidup disemua penjuru..kau arungi lautan, kau belah cakrawala, dan kau selami dasar samudera..namun kulihat engkau masih belum menemukannya...Ia berkata seraya menatap tajam seakan bisa membaca batin dan jiwaku.."Iya" jawabku memang aku telah berkelana menemukan makna kesejatian hidup dan makna kebahagiaan kesemua tempat yang bisa aku datangi, namun tetap saja tak kutemukan disana...."hm....." "begini , sejauh apapun kau tempuh perjalanan makna kebahagiaan dan kesejatian hidup maka tak akan kau temukan dimanapun...tidak di dasar samudera, tidak juga didasar bumi ataupun cakrawala langit....kau telah mencari terlalu jauh...padahal sebenarnya hal yang kaucari itu tak jauh dari dirimu...mutiara itu terpendam dalam dirimu sendiri... menyelamlah lebih dalam...maka niscaya kau akan temukan mutiara yang selama ini kau cari...darimana kau berasal, kemana kau akan kembali, dan apa peran fungsimu dalam kehidupan, niscaya akan kau temukan dalam dirimu sendiri..."

:Jika kau ingin mengenal siapa Tuhanmu kenali dulu siapa dirimu? karena Tuhan dengan segala kasih sayang dan cinta-Nya telah menjadikan manusia sebagai penampakkan (tajalli) diri-Nya  dalam realitas semesta . Dia telah ciptakan manusia sebagai mikrokosmos dimana alam semesta (makrokosmos) ada dalam dirimu. Engkau mampu menaiki busur perjalanan naik sampai ke alam tertingi dan jiwamu bahkan akan lebih mulia daripada para malaikat..namun jangan lupa engkaupun jika tak waspada akan dapat terjatuh ke lembah jurang kehinaan dan kemuliaan dan derajatmu  lebih hina dari hewan...camkan itu wahai pengelana....demikian lelaki itu berujar....

"Istirahatkan sejenak jiwamu yang lelah ini...nanti akan kuajarkan padamu nasihat dan pelajaran kesejatian,,,..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar